Senin, 17 Agustus 2015

ULASAN FILM “TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK”



                                                   
 
Sutradara       : Sunil Soraya
Produser         : Sunil Soraya, Ram Soraya
Produksi         : PT. Soraya Intercine Films
Penulis            : Buya Hamka
Genre               : Drama, roman
Rilis                 : 19 Desember 2013
Durasi             : 165 menit
Pemain            : Harjunot Ali sebagai Zainuddin
                          Pevita Pearce sabagai Hayati
                          Reza Rahadian sebagai Aziz
                          Randi ‘Nidji’ sebagai Muluk

Zainuddin adalah seorang anak yang berdarah Makassar yang dibesarkan dengan kebudayaan suku Bugis. Zainuddin merantau ke tanah kelahiran ayahnya di Batipuh, Padang Panjang, untuk mencari jati diri dan ilmu agama serta mempelajari kebudayaan setempat.
Pada saat berada di tempat yang ditujunya, Zainuddin bertemu dengan gadis cantik bernama Hayati. Seorang anak yang yatim piatu dan diasuh oleh ketua suku di Batipuh. Keduanya pun saling jatuh cinta.
Tapi hubungan mereka ditentang para tetua suku karena perbedaan budaya. Zainuddin dianggap bukan seorang pria yang mapan dan tidak cocok dijadikan sandaran hidup Hayati. Lalu, para tetua memutuskan agar Zainuddin segera angkat kaki dari Batipuh agar tidak berhubungan dengan Hayati lagi. Sebelum meninggalkan Batipuh, Zainuddin dan Hayati saling mengucapkan janji setia.
Waktu berlalu, Hayati akhirnya menikah dengan Aziz, seorang anak kaya raya berdarah Minang. Mengetahui kenyataan ini, Zainuddin meluapkan amarah dengan mengatakan pernikahan Hayati dan Aziz hanyalah, “Pernikahan harta dan kecantikan.”
Zainuddin pun jatuh sakit untuk waktu yang cukup lama. Kemudian, Muluk menasihati Zainuddin untuk terus melangkah dan Zainuddin pun pergi ke tanah Jawa. Zainuddin menulis kisah hidupnya dan mengirimkan ke surat kabar. Karya tulisnya dinikmati oleh masyarakat bahkan sampai ke Sumatera Barat. Zainuddin pun berhasil menjadi orang terpandang.
Zainuddin telah berhasil menjadi pemimpin surat kabar di Surabaya. Dan dalam sebuah pagelaran Opera, Zainuddin bertemu dengan Hayati dengan suaminya. Di depan Hayati, Zainudin berpura-pura seolah tidak mengenalinya. Ia sudah menganggap Hayati sebagai istri dari temannya.  Hingga pada akhirnya, ikrar janji yang dahulu pernah dibuat mekar kembali. Namun, kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemui ujian terberatnya dalam sebuah tragedi pelayaran kapal Van Der Wijk. 

Kekurangan  : Film ini menyuguhkan artistik dan properti ala tahun 1930-an yang terkesan berbau kekinian, kurang meyakinkan untuk mendukung suasana 1930-an. Alur ceritanya yang cukup lambat diperparah dengan banyaknya dialog surat-menurat antara Zainuddin dan Hayati. Kekurangan lainnya adalah special effect kapal. Tenggelamnya pun tidak jelas penyebabnya. Terkesan dipaksakan, seolah hanya mau tenggelam saja.
Kelebihan      :  Film ini memiliki daya tarik dari segi dialog yang dipilih dan kostum yang bagus. Dialog yang cenderung puitis menjadi penghibur untuk penonton.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar